Sabtu, 15 Juli 2023

Prabowo Dipilih Karena Kasihan, Ganjar Dipilih Karena Rakyat

 


Prabowo Dipilih Karena Kasihan, Ganjar Dipilih Karena Rakyat

Oleh : Nikmatul Sugiyarto

 

Aku suka kamu, tapi kamu tak suka aku. Begitulah penggambaran rasa sayang yang tidak bersambut. Memangnya siapa yang harus bertanggungjawab, aku atau kamu? Jelas aku yang punya rasa suka itu. Jangan sampai kita menerima dan memilih rasa sayang itu hanya karena kasihan. Hal tersebut yang kini menyergap Prabowo Subianto, dipilih karena kasihan. Ya gimana, dua kali rasa sayang dan cinta rakyat Indonesia saja sebagian besar tersalurkan untuk Joko Widodo. Apa daya dia, si kaum borjuis yang kurang memahami hati rakyatnya. Pada akhirnya, Jokowi yang berhati lapang tadi memberikan posisi layak kepada mantan rivalnya itu, saat memasuki periode kedua kepemimpinan. Jadilah dia sebagai Menteri Pertahanan RI. Aku kira dengan rasa kasihan tadi, dia akan sembuh dari sikap dan sifat buruknya. Serta meredupkan keinginannya menjadi presiden, demi generasi di bawahnya. 

Tapi, dia masih berambisi untuk mencari kekuasaan tertinggi di negara ini. Oke lah kalau itu rasa gigihnya. Tapi bung, yang namanya kontribusi itu tidak melulu tentang posisi. Kalau dia tak mampu, kenapa tidak meregenerasi untuk menyalurkan keterlibatannya dalam pembangunan negeri ini?  Dia justru maju terus, disaat kemampuannya sudah menurun karena jiwa dan raganya yang tidak lagi mendukung. Semua tervisualisasikan selama menjabat dalam kemenhan. Duit dihambur-hamburkan, main ambil keputusan sendiri tanpa tengok kanan-kiri, menghilangkan uang negara, beli rongsokan dan lain-lainnya. Sebagai pemimpin, segala aspek pasti menjadi sorotan tanpa terkecuali komitmennya untuk meneruskan program-program Jokowi yang berjangka panjang seperti halnya Ibu Kota Nusantara (IKN). Perpindahan ibukota menjadi proyek besar Jokowi untuk mengantarkan Indonesia maju. Prabowo sendiri saat ditanyai tentang komitmennya, memang kuat menyanggupi keberlanjutan IKN. 

Tapi itu bukan semata karena ketulusannya demi membangun Indonesia maju. Karena maksudnya meneruskan mega proyek itu, juga demi melancarkan kepentingannya sendiri. Sudah menjadi rahasia umum bukan jika ketum Gerindra itu memiliki sumber keuangan yang bercabang. Bukan hanya dalam perpolitikan, tapi juga jalur pengusaha besar. Karena keluarganya adalah salah satu konglomerat negara ini, maka sudah sewajarnya bisnis dari zaman bahula diteruskan dari generasi ke generasi. 

Termasuk pada generasi Prabowo dan saudara-saudaranya. Mereka bahkan saling bahu-membahu untuk menghidupkan kembali perusahaan peninggalan zaman Orba. Dan suatu kebetulan banyak beredar kabar, kalau bisnis mereka sudah memasuki lingkup IKN.

Hal itu sudah berkali-kali ditepis adek Prabowo yang bernama Hashim Djojohadikusumo. Tapi, siapa yang tahu. Karena apapun yang keluar dari lisan tanpa dibarengi bukti itu bullshit. Jelas Prabowo jagonya menjalankan bisnis keluarga, apalagi dia punya posisi kuat.

Dia pandai menggunakan kesempatan dalam kesempitan, mengambil keuntungan sebesar-besarnya dalam proyek nasional. Hal tersebut ajaran turun-temurun dari mertuanya, Soeharto, yang memakai orang-orang sendiri dalam proyek negara. 

Makanya saat ditanyai tentang UMKM oleh Bobby dalam acara APEKSI kemarin, Prabowo tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan. Hanya mengambang, karena itu bukan levelnya. Prabowo bukan pelaku usaha kelas teri seperti pedagang UMKM milik rakyat kecil, melainkan pengusaha besar kelas kakap. Bergumulnya dengan perusahaan-perusahaan langganan proyek besar. Lain lagi dengan Ganjar Pranowo yang menguasai tentang UMKM, bahkan menjadikannya sebagai program kerja unggulan di daerah yang dipimpinnya. 

Begitu pula dengan proyek bernilai besar seperti IKN tadi, Ganjar memiliki komitmen untuk melanjutkannya tanpa embel-embel kepentingan ataupun pamrih apapun. Semata hanya melanjutkan kontribusi untuk memajukan negara ini.

Makanya saat diberondong pertanyaan tentang IKN, Ganjar lebih bisa mengekspresikan gagasannya terkait konsep Indonesia maju. Karena memang pemahaman itu bukan bernilai bisnis pribadi, tapi rancangan masa depan negara kita. Sorry kalau untuk IKN yang kusinggung hanya dua capres saja, karena Anies Baswedan sudah tereliminasi.  

Demi membesarkan perusahaan-perusahaan tadi, Prabowo banyak berteman dengan pengusaha besar. Sedangkan Ganjar temannya hanya pelaku usaha UMKM saja. Mana mau dia berteman dengan orang-orang curang yang uangnya berkarung-karung, tapi hidupnya penuh dengan kegelapan. Tidak berteman dengan para pengusaha besar, bukan berarti dia tidak mengenal mereka. Justru ia amat memahaminya. Mereka kerap mendatangi gubernur Jawa Tengah itu untuk menawarkan berbagai proyek. 

Bahkan yang kuketahui dari seorang teman di sana, Ganjar pernah dibawakan uang bergepok-gepok oleh para milyarder itu. Jangankan uang, sekelas Harley Davidson yang menjadi motor impiannya pun ditawarkan berkali-kali juga pada suami Siti Atikoh itu.

Namun semua hanya mampir saja di rumah Ganjar. Sebelum menyampaikan maksudnya apa, Ganjar sudah menebak akal bulus mereka. Pada akhirnya pertanyaan menohoklah yang keluar, opsinya hanya “bawa uangmu pulang lalu ikuti proses administrasinya dengan baik dan benar atau tak telponkan kejaksaan?”. As always, cool. 

Demi mewujudkan kebersihan dalam pemerintahan, Ganjar galakkan berbagai bentuk tindak pidana korupsi. Caranya pun bermacam-macam. Dari menertibkan para pengusaha agar taat perizinan dan administrasi lain yang berlaku, hingga menghindari sogokan dalam bentuk apapun.

Bergelut dalam pemerintahan dan menjadi wakil rakyat sekian lamanya, membuat Ganjar paham gerak-gerik segala macam bentuk bedebah-bedebah di sekitarnya. Untuk menghilangkan mereka yang menjadi penyakit dalam tubuh negara ini, harus dimulai dari kepemimpinannya sendiri.

Walau penuh rintangan, tapi tidak akan susah jika dilakukan secara bergotong royong dengan menggandeng semua elemen. Dan pastinya melibatkan rakyat dalam setiap langkah, sebagai kontrol sosial dari tindak-tanduk sang pemimpin dan jajarannya. 

Kalau sudah seperti itu, tak heran bukan jika Ganjar yang mendapat label merakyat dari berbagai kalangan inilah, yang dipilih rakyat untuk melanjutkan kepemimpinan Jokowi tahun 2024 nanti. Bukan pemimpin penuh tipu muslihat seperti Prabowo yang dipandang rakyat, karena belas kasihan Jokowi.