Selasa, 27 Desember 2022

SURABAYA MENUJU KOTA ZERO WASTE

 


SURABAYA MENUJU KOTA ZERO WASTE  

Volunter Kecamatan Gubeng Surabaya yang ditunjuk oleh kecamatan Gubeng Surabaya yakni Sumarmi, Hj.Asri, Fatlakah, Tri Poerwati, Setyo Wigati, Titik Rahmawati S.IP, Krismin Hari S, dan Wahyuningsih untuk menghadiri KEGIATAN SILATNAS BANK SAMPAH NASIONAL Subang,4-7 Desember 2022 Jawa Barat. 

Ada beberapa resum dan rekomendasi untuk mengatasi masalah sampah di kota Surabaya secara berkelanjutan dari tim pegiat sampah adalah sebagai berikut:

1.  Adanya payung hukum/aturan yang konsisten mengenai pengelolaan sampah dari hulu sampai hilir tuntas dengan bersinergi dan berkolaborasi semua pihak baik masyarakat, pemerintah dan dunia usaha yang menghasilkan sampah plastik dan B3 wajib terlibat .

2. Penguatan kelembagaan BS/Sedekah sampah/dll minimal 1 RT 1 Bank Sampah dengan SK Lurah wajib untuk menuntaskan masalah sampah di tingkat skala rumah tangga.Kelurahan Mojo bias menjadi barometer untuk kelurahan lainnya.

3. Pembentukan Paguyuban BS di tingkat kelurahan dan Kecamatan sebagai perpanjangan tangan DLH daerah.

4. Digitalisasi pengelolaan sampah DLH berkolaborasi dan bersinergi Diskominfo dengan melibatkan CSR bumn /swasta yg bertanggungjawab atas masalah sampah.

5.  Sosialisasi pemanfaatan sampah basah untuk media tanam,  pupuk, dan POC dengan hasil turunan lainnya, ketahanan pangan kampung perlu dibumikan dengan gerakan masyarakat (Germas)

6. UMKM daur ulang,UMKM ketahanan pangan,UMKM ramah lingkungan perlu diberi penguatan.

7. Limbah air Rumah tangga dikelolah minimal untuk media siram tanaman dengan IPAL dan kali kecil bisa dikelola untuk media perikanan darat. Penindakan tegas untuk UMKM dan industry dengan pengawasan limbah dan sampah yang  dihasilkan wajib dipertanggungjawabkan.

8. Kampung SSC harus berkesinambungan untuk bisa menjadi kampung bernilai jual ecowisata dan eduwisata.

9. Penggunaan Tumbler dan bekal makan perlu digalakkan karena yang banyak sampah justru dari packing produk UMKM dan Industri.

10.Pemerintah bisa kolaborasi dan bersinergi dengan pengelola sampah digital (Mountrash,dll) proses percepatan pengelolaan sampah tuntas.

11.Pembentukan pendidikan karakter peduli sampah wajib ditanamkan dari rumah, paud sampai perti/sekolah, kantor sampai masyarakat dengan edukasi berkelanjutan. Karena sekolah adiwiyata adanya masih di SD, SMP, SMU.

12.Penghematan sumber pangan mentah, pengelolahan sumber pangan secara bijak. 

Demikian beberapa resum dari kami setelah diskusi banyak untuk mengatasi sampah tuntas dari hulu sampai hilir. Sebelumnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Hebi yang sudah banyak mensupport kami. Semoga apa yang kita harapkan Surabaya menuju Kota Zero Waste segera terwujud. Aamiin Ya Robbal Aalamiin. (Voleenter  Peduli Sampah dan Lingkungan kecamatan Gubeng Surabaya)