Selasa, 13 Maret 2018

KI SAPUJAGAD TIRTAMAYA MENANGANI PAWANG HUJAN DI ACARA BUNGA RAMPAI ART FESTIVAL, MINGGU 11 MARET 2018





KI SAPUJAGAD TIRTAMAYA MENANGANI PAWANG HUJAN DI ACARA BUNGA RAMPAI ART FESTIVAL, MINGGU 11 MARET 2018

Sabtu, 10 Maret 2018 diawali kerjasama dengan Even Organiser, Bu Anis diikuti liputan langsung dari Ken San dan Bapak Lukman dari televisi Jepang NHK. Latar belakang mengapa pihak NHK tertarik untuk meliput profesi pawang hujan karena orang Jepang heran bagaimana mungkin setiap ada hajatan di musim hujan di Indonesia khususnya tanah Jawa kok aman saja tanpa diguyur hujan. Ternyata dibalik itu ada sosok pawang hujan yang membantu untuk mengamankan lokasi dari guyuran hujan. Dan pihak NHK ingin mengetahui lebih dalam tentang sosok pawang hujan.

Wawancara awal dilakukan di padepokan Ki Sapujagad jalan kalidami Surabaya. Mr Ken ingin mengetahui awal mula Ki Sapujagad belajar ilmu pawang hujan selama kurang lebih 4 tahun, dari proses awal sampai menjadi profesional sebagai pawang hujan.  Awal ritual pertama mempersiapkan perangkat seperti dupa merah, dupa gunung kawi, rokok kretek, kopi hitam manis, teh manis dan air putih. Pegangan ki Sapujagad yakni 2 keris pusaka peninggalan leluhur yang berfungsi untuk menjaga selama kegiatan tidak ada gangguan dari pihak lain. Selama ritual pihak NHK meliput kegiatan tersebut sampai selesai. Ritual ini bertujuan agar pelaksanaan pawang hujan di hari Minggu, 11 Maret 2018 berlangsung dengan lancar atas doa restu para leluhur dan ridho Allah SWT.

Selanjutnya beliau mencoba menggali pelaksanaan selain mengatasi hujan dan dapat mendatangkan hujan sebagai pawang dalam mendatangkan hujan di musim kemarau dan di musim hujan sendiri. Pelaksanaan mendatangkan hujan langsung dilaksanakan dan dibuktikan langsung pada hari Sabtu yang mengakibatkan hujan yang sangat dahsyat dan mengakibatkan beberapa tempat di kota Surabaya banjir termasuk di lokasi acara yang dilaksanakan di Cak Durasim. Air hujan setinggi 10 cm, suara Guntur bergema dan petir menyambar di lokasi acara namun di padepokan hanya hujan rintik.

Kami keluarga besar Sapujagad meminta maaf apabila ada pada acara pada hari Sabtu 10 Maret 2018 terganggu akibat permintaan mendatangkan hujan dari pihak NHK termasuk Pak Reimon di Jalan Sumatra 40 Surabaya. Pak Remon menghubungi Ki Sapujagad untuk menghentikan hujan jam 18.00 WIB dan dalam beberapa menit hujan berhenti.

Hari Minggu pagi jam 07.30 pihak NHK TV sudah berada di lokasi dan selanjutnya mengikuti Ki Sapujagad untuk membentengi lokasi dengan menanam perangkat cabai yang ditusuk lidi, bawang merah dan bawang putih juga ditusuk lidi seperti sate. Formasi pemasangan perangkat ini berbentuk wajik. Setelah ashar jam 15.00 WIB pemasangan perangkat dilakukan lagi lebih jauh dari yang pertama, hal ini untuk memperkuat lokasi. NHK TV terus memantau terus acara waktu demi waktu sampai pukul 19.00 WIB. Mendekati sore pihak NHK TV masih penasaran kenapa hujan tidak juga turun padahal dari hasil pantauan di ramalan cuaca di internet dinyatakan lokasi akan hujan 100 %. Pukul 19.00 WIB bintang terlihat jelas di angkasa. Dan Ki Sapujagad Tirtamaya dinyatakan berhasil karena hujan memang tidak turun di lokasi acara. Pihak NHK TV akan menyiarkan tayangan ini di Negara Jepang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan akan disiarkan secara Internasional.

Ki Sapujagad Tirtamaya bersyukur telah mendapatkan ilmu warisan leluhur yang dibimbing langsung oleh kakaknya, Ki Joko Sapujagad yang mana tahap belajar memadukan ilmu menerang hujan dan mendatangkan hujan. Pada awal kesalahan belajar pernah di acara perkemahan di Botoh putih Jombang dimana mengakibatkan kesalahan pada diri Ki Sapujagad untuk bisa kedua-duanya dalam waktu yang sama sehingga lokasi acara hujan deras. Peristiwa ini mengakibatkan mempermalukan diri Ki Sapujagad akhirnya nama dari Ki Tirto Sapujagad berganti nama menjadi Ki Sapujagad Tirtamaya. Sapujagad berarti membersihkan jagad raya menjadi cerah dan terang benderang sedangkan Tirtamaya berarti air penghidupan. Pengalaman inilah yang membuat diri Ki Sapujagad untuk selalu mengasah diri dengan cara berpuasa, lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, meningkatkan mutu dan kualitas dalam menerang hujan.

Di sinilah ilmu para leluhur raja yang selama ini didampingi oleh satria yang bergelar Sapujagad dan Sapuangin. Keilmuan dari kedua satria ini dapat digabungkan oleh Ki Joko Sapujagad dan ilmu ini diwariskan oleh Ki Sapujagad Tirtamaya sebagai keturunan. Inilah ilmu warisan dari para leluhur yang selama ini tersembunyi karena ilmu kejawenan itu tak dapat untuk diperlihatkan dikarenakan media asing telah meliput barulah padepokan Sapujagad membuka diri memperlihatkan kehebatan ilmu leluhur yang bisa mengalahkan teknologi dari menerangi hujan yang biasa dilakukan di Bali dengan menggunakan laser. Dan mendatangkan hujan dengan menabur garam di awan dengan menggunakan pesawat terbang yang memerlukan biaya yang sangat besar. Ilmu ini terbukti dapat merubah ramalan cuaca yang telah dibuat oleh BMG.

Pengertian ilmu sapujagad, pangeran sapujagad mempunyai mustika telur ayam jago yang menjadi batu yang mana sebagai tanda mas kawin penguasa pantai selatan. Mustika ini dimiliki Ki Joko Sapujagad yang menamakan dirinya bergelar sapujagad. Ilmu Sapujagad sendiri memecah awan berputar menjadi lingkaran besar dan langit pun menjadi terang benderang’

Sedangkan ilmu sapuangin banyak dimiliki para pawang hujan untuk dapat memindahkan awan dari lokasi ke tempat lain mengakibatkan menjadi perang tanding antar pemangku hajat yang diwakili pawang hujan. Sifat ini tidak dimiliki oleh Ki Joko Sapujagad hanya membuat payung lokasi acara. Pada dasarnya ilmu sapuangin bisa mendatangkan hujan dari beberapa antar lintas propinsi yang selama ini tidak pernah dikemukakan oleh Ki Joko Sapujagad. Inilah ilmu sesungguhnya ilmu mendatangkan hujan walaupun di musim kemarau. Gemblengan awal dilakukan dengan berpuasa selama 3 hari dan sholat hajat, dimulai hari rabu, kamis dan jum’at kliwon sampai mendekati waktu sholat Jum’at. Inilah ilmu sapuangin tingkat tinggi yang paling sempurna.

Ki Sapujagad Tirtamaya ingin menunjukkan kepada pihak Jepang bahwa leluhur bangsa Indonesia mempunyai ilmu-ilmu hebat yang beraneka ragam dan mempunyai fungsi sendiri-sendiri salah satunya ilmu pawang hujan. Terbukti dan fakta bahwa ilmu tersebut dapat membuat ramalan cuaca yang menggunakan satelit dapat berubah. Selama ilmu tersebut bermanfaat bagi umat manusia, Ki Sapujagad akan terus belajar dan mengamalkannya.

PADEPOKAN SAPUJAGAD
JL. KALIDAMI 8/25 SURABAYA 60285 INDONESIA
TELP.(031) 5926865
KI SAPUJAGAD TIRTAMAYA (SURABAYA) HP. 082330152646
KI JOKO SAPUJAGAD (BEKASI) HP. 085282903780