KI SAPUJAGAD TIRTAMAYA
MENANGANI PAWANG HUJAN DI ACARA BUNGA RAMPAI ART FESTIVAL, MINGGU 11 MARET 2018
Sabtu,
10 Maret 2018 diawali kerjasama dengan Even Organiser, Bu Anis diikuti liputan
langsung dari Ken San dan Bapak Lukman dari televisi Jepang NHK. Latar belakang
mengapa pihak NHK tertarik untuk meliput profesi pawang hujan karena orang
Jepang heran bagaimana mungkin setiap ada hajatan di musim hujan di Indonesia
khususnya tanah Jawa kok aman saja tanpa diguyur hujan. Ternyata dibalik itu
ada sosok pawang hujan yang membantu untuk mengamankan lokasi dari guyuran
hujan. Dan pihak NHK ingin mengetahui lebih dalam tentang sosok pawang hujan.
Wawancara
awal dilakukan di padepokan Ki Sapujagad jalan kalidami Surabaya. Mr Ken ingin mengetahui
awal mula Ki Sapujagad belajar ilmu pawang hujan selama kurang lebih 4 tahun,
dari proses awal sampai menjadi profesional sebagai pawang hujan. Awal ritual pertama mempersiapkan perangkat seperti
dupa merah, dupa gunung kawi, rokok kretek, kopi hitam manis, teh manis dan air
putih. Pegangan ki Sapujagad yakni 2 keris pusaka peninggalan leluhur yang
berfungsi untuk menjaga selama kegiatan tidak ada gangguan dari pihak lain.
Selama ritual pihak NHK meliput kegiatan tersebut sampai selesai. Ritual ini
bertujuan agar pelaksanaan pawang hujan di hari Minggu, 11 Maret 2018
berlangsung dengan lancar atas doa restu para leluhur dan ridho Allah SWT.
Selanjutnya
beliau mencoba menggali pelaksanaan selain mengatasi hujan dan dapat
mendatangkan hujan sebagai pawang dalam mendatangkan hujan di musim kemarau dan
di musim hujan sendiri. Pelaksanaan mendatangkan hujan langsung dilaksanakan
dan dibuktikan langsung pada hari Sabtu yang mengakibatkan hujan yang sangat
dahsyat dan mengakibatkan beberapa tempat di kota Surabaya banjir termasuk di
lokasi acara yang dilaksanakan di Cak Durasim. Air hujan setinggi 10 cm, suara
Guntur bergema dan petir menyambar di lokasi acara namun di padepokan hanya
hujan rintik.
Kami
keluarga besar Sapujagad meminta maaf apabila ada pada acara pada hari Sabtu 10
Maret 2018 terganggu akibat permintaan mendatangkan hujan dari pihak NHK termasuk
Pak Reimon di Jalan Sumatra 40 Surabaya. Pak Remon menghubungi Ki Sapujagad
untuk menghentikan hujan jam 18.00 WIB dan dalam beberapa menit hujan berhenti.
Hari
Minggu pagi jam 07.30 pihak NHK TV sudah berada di lokasi dan selanjutnya
mengikuti Ki Sapujagad untuk membentengi lokasi dengan menanam perangkat cabai yang
ditusuk lidi, bawang merah dan bawang putih juga ditusuk lidi seperti sate. Formasi
pemasangan perangkat ini berbentuk wajik. Setelah ashar jam 15.00 WIB
pemasangan perangkat dilakukan lagi lebih jauh dari yang pertama, hal ini untuk
memperkuat lokasi. NHK TV terus memantau terus acara waktu demi waktu sampai
pukul 19.00 WIB. Mendekati sore pihak NHK TV masih penasaran kenapa hujan tidak
juga turun padahal dari hasil pantauan di ramalan cuaca di internet dinyatakan
lokasi akan hujan 100 %. Pukul 19.00 WIB bintang terlihat jelas di angkasa. Dan
Ki Sapujagad Tirtamaya dinyatakan berhasil karena hujan memang tidak turun di
lokasi acara. Pihak NHK TV akan menyiarkan tayangan ini di Negara Jepang
kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan akan disiarkan secara
Internasional.
Ki
Sapujagad Tirtamaya bersyukur telah mendapatkan ilmu warisan leluhur yang
dibimbing langsung oleh kakaknya, Ki Joko Sapujagad yang mana tahap belajar memadukan
ilmu menerang hujan dan mendatangkan hujan. Pada awal kesalahan belajar pernah
di acara perkemahan di Botoh putih Jombang dimana mengakibatkan kesalahan pada
diri Ki Sapujagad untuk bisa kedua-duanya dalam waktu yang sama sehingga lokasi
acara hujan deras. Peristiwa ini mengakibatkan mempermalukan diri Ki Sapujagad
akhirnya nama dari Ki Tirto Sapujagad berganti nama menjadi Ki Sapujagad
Tirtamaya. Sapujagad berarti membersihkan jagad raya menjadi cerah dan terang
benderang sedangkan Tirtamaya berarti air penghidupan. Pengalaman inilah yang
membuat diri Ki Sapujagad untuk selalu mengasah diri dengan cara berpuasa,
lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, meningkatkan mutu dan kualitas dalam
menerang hujan.
Di
sinilah ilmu para leluhur raja yang selama ini didampingi oleh satria yang
bergelar Sapujagad dan Sapuangin. Keilmuan dari kedua satria ini dapat
digabungkan oleh Ki Joko Sapujagad dan ilmu ini diwariskan oleh Ki Sapujagad
Tirtamaya sebagai keturunan. Inilah ilmu warisan dari para leluhur yang selama
ini tersembunyi karena ilmu kejawenan itu tak dapat untuk diperlihatkan dikarenakan
media asing telah meliput barulah padepokan Sapujagad membuka diri
memperlihatkan kehebatan ilmu leluhur yang bisa mengalahkan teknologi dari
menerangi hujan yang biasa dilakukan di Bali dengan menggunakan laser. Dan
mendatangkan hujan dengan menabur garam di awan dengan menggunakan pesawat
terbang yang memerlukan biaya yang sangat besar. Ilmu ini terbukti dapat
merubah ramalan cuaca yang telah dibuat oleh BMG.
Pengertian
ilmu sapujagad, pangeran sapujagad mempunyai mustika telur ayam jago yang menjadi
batu yang mana sebagai tanda mas kawin penguasa pantai selatan. Mustika ini
dimiliki Ki Joko Sapujagad yang menamakan dirinya bergelar sapujagad. Ilmu Sapujagad
sendiri memecah awan berputar menjadi lingkaran besar dan langit pun menjadi
terang benderang’
Sedangkan
ilmu sapuangin banyak dimiliki para pawang hujan untuk dapat memindahkan awan
dari lokasi ke tempat lain mengakibatkan menjadi perang tanding antar pemangku
hajat yang diwakili pawang hujan. Sifat ini tidak dimiliki oleh Ki Joko Sapujagad
hanya membuat payung lokasi acara. Pada dasarnya ilmu sapuangin bisa
mendatangkan hujan dari beberapa antar lintas propinsi yang selama ini tidak
pernah dikemukakan oleh Ki Joko Sapujagad. Inilah ilmu sesungguhnya ilmu
mendatangkan hujan walaupun di musim kemarau. Gemblengan awal dilakukan dengan
berpuasa selama 3 hari dan sholat hajat, dimulai hari rabu, kamis dan jum’at kliwon
sampai mendekati waktu sholat Jum’at. Inilah ilmu sapuangin tingkat tinggi yang
paling sempurna.
Ki
Sapujagad Tirtamaya ingin menunjukkan kepada pihak Jepang bahwa leluhur bangsa
Indonesia mempunyai ilmu-ilmu hebat yang beraneka ragam dan mempunyai fungsi
sendiri-sendiri salah satunya ilmu pawang hujan. Terbukti dan fakta bahwa ilmu
tersebut dapat membuat ramalan cuaca yang menggunakan satelit dapat berubah.
Selama ilmu tersebut bermanfaat bagi umat manusia, Ki Sapujagad akan terus
belajar dan mengamalkannya.
PADEPOKAN SAPUJAGAD
JL. KALIDAMI 8/25
SURABAYA 60285 INDONESIA
TELP.(031) 5926865
KI SAPUJAGAD TIRTAMAYA
(SURABAYA) HP. 082330152646
KI JOKO SAPUJAGAD
(BEKASI) HP. 085282903780